Senin, 15 Oktober 2012

BPH (Benign Prostatic Hyperplasia)

PENGERTIAN
  1. Hiperplasia prostat adalah pembesanan prostat yang jinak bervariasi berupa hiperplasia kelenjar atauhiperplasia fibromuskular. Namun orang sering menyebutnya dengan hipertropi prostat namun secarahistologi yang dominan adalah hyperplasia (Long, 2006).
  2. Hiperplasia prostat jinak adalah pembesaran kelenjar prostat nonkanker (Basuki, 2000).
  3. Hiperplasia prostat jinak (BPH) adalah penyakit yang disebabkan oleh penuaan (Soeparman, 2000).
  4. Hiperplasi prostat adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat (secara umum pada pria > 50 tahun) yang menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretra (Hardjowidjoto, 2000).
  5. BPH adalah suatu keadaan dimana prostat mengalami pembesaran memanjang keatas kedalam kandungkemih dan menyumbat aliran urin dengan cara menutupi orifisium uretra. (Schwartz, 2000).
Kesimpulan BPH (benign prostatic hyperplasia) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh faktor penuaan, dimana prostat mengalami pembesaran memanjang keatas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan cara menutupi orifisium uretra.
Prostatektomy adalah merupakan tindakan pembedahan bagian prostat (sebagian / seluruh) yang memotong uretra, bertujuan untuk memeperbaiki aliran urin dan menghilangkan retensi urinaria akut.

ANATOMI FISIOLOGI
Pada pria, beberapa organ berfungsi sebagai bagian dari traktrus urinarius maupun sistem reproduksi. Kelainan pada organ-organ reproduksi pria dapat menganggu salah satu atau kedua sistem. Akibatnya, penyakit sistem reproduksi pria biasanya ditangani oleh ahli urologi. Struktur dari sistem reproduksi pria adalah testis, vas deferen (duktus deferen), vesika seminalis, penis, dan kelenjar asesori tertentu, seperti kelenjar prostat dan kelenjar cowper (kelenjar bulbo-uretral). Organ genetalia pria terdiri dari 6 komponen yaitu :
a. Testis dan epididimis
b. Duktus deferen
c. Vesikula seminalis
d. Duktus ejakulatorius dan penis
e. Prostat
f. Kelenjar bulbo-uretra


Prostat adalah organ genetalia pria yang terletak di sebelah interior buli-buli, di depan rektum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah kemiri dengan ukuran 3 x 4 x 2,5 cm dan beratnya 20 gram. Sebagian prostat mengandung kelenjar grandular dan sebagian lagi otot involuter dan menghasilkan suatu cairan yang di sebut semen, yang basa dan mendukung nutrisi sperma. Cairan prostat merupakan kurang lebih 25% dari seluruh volume ejakulat. Jika kelenjar ini mengalami hiperlasia jinak atau berubah menjadi kanker ganas dapat membantu uretra posterior dan mengakibatkan obstruksi saluran kemih.

ETIOLOGI
Penyebab hiperplasia prostat belum diketahui dengan pasti, ada beberapa pendapat dan fakta yang menunjukan, ini berasal dan proses yang rumit dari androgen dan estrogen. Dehidrotestosteron yang berasal dan testosteron dengan bantuan enzim 5α-reduktase diperkirakan sebagai mediator utama pertumbuhan prostat. Dalam sitoplasma sel prostat ditemukan reseptor untuk dehidrotestosteron (DHT). Reseptor ini jumlahnya akan meningkat dengan bantuan estrogen. DHT yang dibentuk kemudian akan berikatan dengan reseptor membentuk DHT-Reseptor komplek. Kemudian masuk ke inti sel dan mempengaruhi RNA untuk menyebabkan sintesis protein sehingga terjadi protiferasi sel. Adanya anggapan bahwa sebagai dasar adanya gangguan keseimbangan hormon androgen dan estrogen, dengan bertambahnya umur diketahui bahwa jumlah androgen berkurang sehingga terjadi peninggian estrogen secara retatif. Diketahui estrogen mempengaruhi prostat bagian dalam (bagian tengah, lobus lateralis dan lobus medius) hingga pada hiperestrinisme, bagian inilah yang mengalami hiperplasia (Hardjowidjoto,2000).
Menurut Basuki (2000), hingga sekarang belum diketahui secara pasti penyebab prostat hiperplasi, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasi prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT) dan proses penuaan. Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnyahiperplasi prostat adalah :
  1. Adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut 
  2. Peranan dari growth factor  (faktor pertumbuhan) sebagai pemicu pertumbuhan stroma kelenjar prostat
  3. Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati
  4. Teori sel stem, menerangkan bahwa terjadi proliferasi abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi selstroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan
Pada umumnya dikemukakan beberapa teori yaitu :
Teori Sel Stem, sel baru biasanya tumbuh dari sel stem. Oleh karena suatu sebab seperti faktor usia, gangguan keseimbangan hormon atau faktor pencetus lain. Maka sel stem dapat berproliferasi dengancepat, sehingga terjadi hiperplasi kelenjar periuretral.
Teori kedua adalah teori Reawekering menyebutkan bahwa jaringan kembali seperti perkembangan pada masa tingkat embriologi sehingga jaringan periuretral dapat tumbuh lebih cepat dari jaringan sekitarnya.
Teori lain adalah teori keseimbangan hormonal yang menyebutkan bahwa dengan bertanbahnya umur menyebabkan terjadinya produksi testoteron dan terjadinya konversi testoteron menjadi estrogen. (Sjamsuhidayat, 2005).

PATOFISIOLOGI
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genetalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli, dan membungkus uretra posterior. Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa ± 20gram. Menurut Mc Neal (1976) yang dikutip dan bukunya Basuki (2000), membagi kelenjar prostat dalam beberapa zona, antara lain zona perifer, zona sentral, zona transisional, zona fibromuskuler anterior dan periuretra (Basuki, 2000). Sjamsuhidajat (2005), menyebutkan bahwa pada usia lanjut akan terjadi perubahan keseimbangan testosteron estrogen karena produksi testosteron menurun dan terjadi konversi tertosteron menjadi estrogen pada jaringan adipose di perifer. Basuki (2000) menjelaskan bahwa pertumbuhan kelenjar ini sangat tergantung pada hormon tertosteron, yang di dalam sel-sel kelenjar prostat hormon ini akan dirubahmenjadi dehidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim alfa reduktase. Dehidrotestosteron inilah yang secaralangsung memacu m-RNA di dalam sel-sel kelenjar prostat untuk mensintesis protein sehingga terjadi pertumbuhan kelenjar prostat.
Oleh karena pembesaran prostat terjadi perlahan, maka efek terjadinya perubahan pada traktus urinarius juga terjadi perlahan-lahan. Perubahan patofisiologi yang disebabkan pembesaran prostat sebenarnyadisebabkan oleh kombinasi resistensi uretra daerah prostat, tonus trigonum dan leher vesika dan kekuatankontraksi detrusor. Secara garis besar, detrusor dipersarafi oleh sistem parasimpatis, sedang trigonum, leher vesika dan prostat oleh sistem simpatis. Pada tahap awal setelah terjadinya pembesaran prostat akan terjadiresistensi yang bertambah pada leher vesika dan daerah prostat. Kemudian detrusor akan mencoba mengatasi keadaan ini dengan jalan kontraksi lebih kuat dan detrusor menjadi lebih tebal. Penonjolan serat detrusor kedalam kandung kemih dengan sistoskopi akan terlihat seperti balok yang disebut trahekulasi (buli-buli balok). Mukosa dapat menerobos keluar diantara serat aetrisor. Tonjolan mukosa yang kecil dinamakan sakula sedangkan yang besar disebut divertikel. Fase penebalan detrusor ini disebut Fase kompensasi otot dinding kandung kemih. Apabila keadaan berlanjut maka detrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi urin. Pada hiperplasi prostat digolongkan dua tanda gejala yaitu obstruksi dan iritasi. Gejala obstruksi disebabkan detrusor gagal berkontraksi dengan cukup lama dan kuat sehingga kontraksi terputus-putus (mengganggu permulaan miksi), miksi terputus, menetes pada akhir miksi, pancaran lemah, rasa belum puas setelah miksi. Gejala iritasi terjadi karena pengosongan yang tidak sempurna atau pembesaran prostat akan merangsang kandung kemih, sehingga sering berkontraksiwalaupun belum penuh atau dikatakan sebagai hipersenitivitas otot detrusor (frekuensi miksi meningkat, nokturia, miksi sulit ditahan/urgency, disuria).
Karena produksi urin terus terjadi, maka satu saat vesiko urinaria tidak mampu lagi menampung urin,sehingga tekanan intravesikel lebih tinggi dari tekanan sfingter dan obstruksi sehingga terjadi inkontinensia paradox (overflow incontinence). Retensi kronik menyebabkan refluks vesiko ureter dan dilatasi. ureter danginjal, maka ginjal akan rusak dan terjadi gagal ginjal. Kerusakan traktus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik mengakibatkan penderita harus mengejan pada miksi yang menyebabkan peningkatan tekanan intraabdomen yang akan menimbulkan hernia dan hemoroid. Stasis urin dalam vesiko urinaria akan membentuk  batu endapan yang menambal. Keluhan iritasi dan hematuria. Selain itu, stasis urin dalam vesika urinariamenjadikan media pertumbuhan mikroorganisme, yang dapat menyebabkan sistitis dan bila terjadi refluksmenyebabkan pyelonefritis (Sjamsuhidajat, 2005).

MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis pada hiperplasi prostat digolongkan dua tanda gejala yaitu obstruksi dan iritasi. Gejala obstruksi disebabkan detrusor gagal berkontraksi dengan cukup lama dan kuat sehingga mengakibatkan: pancaran miksi melemah, rasa tidak puas sehabis miksi, kalau mau miksi harus menunggu lama (hesitancy), harus mengejan (straining), kencing terputus-putus (intermittency), dan waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensio urin dan inkontinen karena overflow.
Gejala iritasi, terjadi karena pengosongan yang tidak sempurna atau pembesaran prostat akan merangsang kandung kemih, sehingga sering berkontraksi walaupun belum penuh atau dikatakan sebagai hipersenitivitasotot detrusor dengan tanda dan gejala antara lain: sering miksi (frekwensi), terbangun untuk miksi pada malam hari (nokturia), perasaan ingin miksi yang mendesak (urgensi), dan nyeri pada saat miksi (disuria) (Mansjoer,2000)
Derajat berat BPH menurut Sjamsuhidajat (2005) dibedakan menjadi 4 stadium:
  1. Stadium I
Ada obstruktif tapi kandung kemih masih mampu mengeluarkan urine sampai habis. 
  1. Stadium II
Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai habis, masih tersisa kira-kira 60-150 cc. Ada rasa ridak enak BAK atau disuria dan menjadi nocturia.
  1. Stadium III
Setiap BAK urine tersisa kira-kira 150 cc.
  1. Stadium IV
Retensi urine total, buli-buli penuh pasien tampak kesakitan, urine menetes secara periodik (over flowin kontinen).
Menurut Smeltzer (2002) menyebutkan bahwa :
Manifestasi dari BPH adalah peningkatan frekuensi penuh, nokturia, dorongan ingin berkemih, anyang-anyangan, abdomen tegang, volume urine yangturun dan harus mengejan saat berkemih, aliran urine tak lancar, dribbing (urine terus menerus setelah berkemih), retensi urine akut. Adapun pemeriksaan kelenjar prostat melalui pemeriksaan di bawah ini :
  1. Rectal Gradding
Dilakukan pada waktu vesika urinaria kosong :
- Grade 0 : Penonjolan prostat 0-1 cm ke dalam rectum.
- Grade 1 : Penonjolan prostat 1-2 cm ke dalam rectum.
- Grade 2 : Penonjolan prostat 2-3 cm ke dalam rectum.
- Grade 3 : Penonjolan prostat 3-4 cm ke dalam rectum.
- Grade 4 : Penonjolan prostat 4-5 cm ke dalam rectum. 
  1. Clinical Gradding
Banyaknya sisa urine diukur tiap pagi hari setelah bangun tidur, disuruh kencing dahulu kemudian dipasang kateter.
- Normal : Tidak ada sisa
- Grade I : sisa 0-50 cc
- Grade II : sisa 50-150 cc
- Grade III : sisa > 150 cc
- Grade IV : pasien sama sekali tidak bisa kencing

KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien BPH antara lain: sering dengan semakin beratnya BPH, dapatterjadi obstruksi saluran kemih, karena urin tidak mampu melewati prostat. Hal ini dapat menyebabkan infeksisaluran kemih dan apabila tidak diobati, dapat mengakibatkan gagal ginjal.
Kerusakan traktus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik mengakibatkan penderita harus mengejan pada miksi yang menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen yang akan menimbulkan herniadan hemoroid. Stasis urin dalam vesiko urinaria akan membentuk batu endapan yang menambah keluhan iritasi dan hematuria. Selain itu, stasis urin dalam vesika urinaria menjadikan media pertumbuhan mikroorganisme, yang dapat menyebabkan sistitis dan bila terjadi refluks menyebabkan pyelonefritis (Sjamsuhidajat, 2005).

PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut Sjamsuhidjat (2005) dalam penatalaksanaan pasien dengan BPH tergantung pada stadium-stadium dari gambaran klinisa.
  1. Stadium I
Pada stadium ini biasanya belum memerlukan tindakan bedah, diberikan pengobatan konservatif, misalnya menghambat adrenoresptor alfa, seperti alfazosin dan terazosin. Keuntungan obat ini adalah efek positif segera terhadap keluhan, tetapi tidak mempengaruhi proses hiperplasi prostat. Sedikitpun kekurangannya adalah obat ini tidak dianjurkan untuk pemakaian lama. 
2. Stadium II
Pada stadium II merupakan indikasi untuk melakukan pembedahan biasanya dianjurkan reseksiendoskopi melalui uretra (trans uretra).
  1. Stadium III
Pada stadium II reseksi endoskopi dapat dikerjakan dan apabila diperkirakan prostat sudah cukup besar, sehinga reseksi tidak akan selesai dalam 1 jam. Sebaiknya dilakukan pembedahan terbuka.Pembedahan terbuka dapat dilakukan melalui trans vesika, retropubik dan perineal.
  1. Stadium IV
Pada stadium IV yang harus dilakukan adalah membebaskan penderita dari retensi urin total dengan memasang kateter atau sistotomi. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut amok melengkapi diagnosis, kemudian terapi definitive dengan TUR atau pembedahan terbuka. Pada penderita yang keadaan umumnya tidak memungkinkan dilakukan pembedahan dapat dilakukan pengobatan konservatif dengan memberikan obat penghambat adrenoreseptor alfa. Pengobatan konservatif adalah dengan memberikan obat anti androgen yang menekan produksi LH.
Menurut Mansjoer (2000) dan Purnomo (2000), penatalaksanaan pada BPH dapat dilakukan dengan:
  1. Observasi
Kurangi minum setelah makan malam, hindari obat dekongestan, kurangi kopi, hindari alkohol,tiap 3 bulan kontrol keluhan, sisa kencing dan colok dubur. 
  1. Medikamentosa
    1. Penghambat alfa (alpha blocker)
Prostat dan dasar buli-buli manusia mengandung adrenoreseptor-α1, dan prostat memperlihatkanrespon mengecil terhadap agonis. Komponen yang berperan dalam mengecilnya prostat dan leher buli- buli secara primer diperantarai oleh reseptor alpha blocker. Penghambatan terhadap alfa telah memperlihatkanhasil berupa perbaikan subjektif dan objektif terhadap gejala dan tanda BPH pada beberapa pasien. Penghambat alfa dapat diklasifikasikan berdasarkan selektifitas reseptor dan waktu paruhnya
    1. Penghambat α5-Reduktase (5α-Reductase inhibitors)
Finasteride adalah penghambat 5α-Reduktase yang menghambat perubahan testosteron menjadi dihydratestosteron. Obat ini mempengaruhi komponen epitel prostat, yang menghasilkan pengurangan ukuran kelenjar dan memperbaiki gejala. Dianjurkan pemberian terapi ini selama 6 bulan, guna melihat efek maksimal terhadap ukuran prostat (reduksi 20%) dan perbaikan gejala-gejala
    1. Terapi KombinasiTerapi kombinasi antara penghambat alfa dan penghambat 5α-Reduktase memperlihatkan bahwa penurunan symptom score dan peningkatan aliran urin hanya ditemukan pada pasien yang mendapatkan hanya Terazosin. Penelitian terapi kombinasi tambahan sedang berlangsung.
    2. Fitoterapi
Fitoterapi adalah penggunaan tumbuh-tumbuhan dan ekstrak tumbuh-tumbuhan untuk tujuan medis. Penggunaan fitoterapi pada BPH telah popular di Eropa selama beberapa tahun. Mekanisme kerjafitoterapi tidak diketahui, efektifitas dan keamanan fitoterapi belum banyak diuji.
  1. Terapi Bedah
Indikasinya adalah bila retensi urin berulang, hematuria, penurunan fungsi ginjal, infeksi salurankemih berulang, divertikel batu saluran kemih, hidroureter, hidronefrosis jenis pembedahan:
  1. TURP (Trans Uretral Resection Prostatectomy)
Yaitu pengangkatan sebagian atau keseluruhan kelenjar prostat melalui sitoskopi atau resektoskop yang dimasukkan malalui uretra
  1. Prostatektomi Suprapubis
Yaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui insisi yang dibuat pada kandung kemih.
  1. Prostatektomi Retropubis
Yaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui insisi pada abdomen bagian bawah melalui fosa prostat anterior tanpa memasuki kandung kemih.
  1. Prostatektomi Peritoneal
Yaitu pengangkatan kelenjar prostat radikal melalui sebuah insisi diantara skrotum dan rektum.
  1. Prostatektomi retropubis radikal
Yaitu pengangkatan kelenjar prostat termasuk kapsula, vesikula seminalis dan jaringan yang berdekatan melalui sebuah insisi pada abdomen bagian bawah, uretra dianastomosiskan keleher kandung kemih pada kanker prostat.
  1. Terapi Invasif Minimal
  1. Trans Uretral Mikrowave Thermotherapy (TUMT)
Yaitu pemasangan prostat dengan gelombang mikro yang disalurkan ke kelenjar prostatmelalui antena yang dipasang melalui/pada ujung kateter.
  1. Trans Uretral Ultrasound Guided Laser Induced Prostatectomy (TULIP)
  2. Trans Uretral Ballon Dilatation(TUBD)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Soeparman (2000), pemeriksaan penunjang yang mesti dilakukan pada pasien dengan BPH adalah :a. Laboratorium
  1. Sedimen Urin
Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi saluran kemih.
  1. Kultur Urin
Mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi atau sekaligus menentukan sensitifitas kumanterhadap beberapa antimikroba yang diujikan. b. Pencitraan1). Foto polos abdomenMencari kemungkinan adanya batu saluran kemih atau kalkulosa prostat dan kadang menunjukan bayangan buii-buli yang penuh terisi urin yang merupakan tanda dari retensi urin.
  1. IVP ( Intra Vena Pielografi) Mengetahui kemungkinan kelainan ginjal atau ureter berupa hidroureter atau hidronefrosis,memperkirakan besarnya kelenjar prostat, penyakit pada buli-buli.
  2. Ultrasonografi ( trans abdominal  dan trans rektal )
Untuk mengetahui, pembesaran prostat, volume buli-buli atau mengukur sisa urin dan keadaan patologi lainnya seperti difertikel, tumor.
  1. Systocopy
Untuk mengukur besar prostat dengan mengukur panjang uretra parsprostatika dan melihat penonjolan prostat ke dalam rektum

PERAWATAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBEDAHAN
Persiapan Pre-Operatif

    1. Tanda persetujuan secara tertulis, penderita dan keluarga harus menyatakan persetujuan pembedahan (informed konsen).
    2. Persiapan kulit
Daerah yang akan dicukur ditentukan, lebih baik kalau pencukuran langsung dilaksanakan sebelum pembedahan. Penderita harus dimandikan dan bersih malam sebelum pembedahan.
    1. Diet
      Penderia tidak boleh makan makanan padat selama 12 jam pasien dipuasakan minum cairan selama 8 jam sebelum pembedahan.
    2. Cairan IV
Pemberian cairan intravena tidak diperlukan pada berbagai kasus tetapi pada penderita yang lansia atau lemah perlu diberi cairan penguat pada malam sebelum pembedahan.
    1. Pengurangan isi perut
Pencahar dan enema kebanyakan dilaksanakan pada pembedahan perut, pengosongan sebagian dari usus dilaksanakan pemberian 2-3 tablet dulcolax.
    1. Pemberian obat-obatan
Premedikasi anastetik biasanya ditangani oleh dokter ahli anastesi
    1. Tes laboratorium
      Penentuan BUN, kreatinin serum dan kalium serum, lab darah dan lain-lain.
    1. Transfusi darah
Harus disiapkan bilamana perlu
    1. Kandung kencing
Kateter folley digunakan pada pembedahan yang lama lebih baik memasang kateter sesudah di bedah daripada sebelumnya.

Persiapan Pre-Operatif
    1. Jenis pembedahan
Sehingga perawat dan dokter yang jaga mengetahui persoalan yang dihadapi
    1. Tanda-tanda vital
Tekanan darah, denyut nadi, respirasi, harus dicatat tiap 15 menit sesudah operasi, tiap jam selam beberapa jam kemudian 4 jam hingga penderita sembuh
    1. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit setiap hari
    2. Aktivitas dan posisi
Posisi mula-mula telentang tetapi penderita harus dimiringkan ke kiri atau ke kanan setiap 30 menit sementara ia tidak sadarkan diri. Anjurkan menggerakan kaki secara aktif atau pasif setiap jam.
    1. Makanan
    2. Cairan intra vena (catat jenis cairan dan kecepatan tetesan pemberiannya)
    3. Pantau drain pada luka pembedahan bila ada catat outputnya
    4. Monitor kateter dan pengeluaran urinenya
    5. Perawatan luka bersih pada daerah luka pasca bedah
    6. Pemberian antibiotic untuk menimimalkan infeksi pasca operasi

HIPERTIROID

PENDAHULUAN
Setiap bagian tubuh manusia memiliki kelenjar yang memproduksi hormon tertentu. Jika produksi hormon berjalan normal tidak akan menimbulkan masalah tapi bila produksinya berlebih bisa menimbulkan gangguan kesehatan, contohnya seperti kelebihan hormon tiroid (hipertiroid).
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid bekerja terlalu aktif sehingga menghasilkan hormon-hormon tiroid secara berlebihan di dalam darah, yang membuat metabolisme tubuh menjadi lebih cepat dan dapat membuat kualitas hidup dari penderitanya menurun.
Jumlah penderita hipertiroid kini terus meningkat. Hipertiroid merupakan penyakit hormonal yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah Diabetes (kencing manis). Urutan tersebut serupa dengan kasus yang terjadi di dunia.
Penelitian Herng-Ching Lin dari Taipei Medical University Taiwan, menemukan bahwa orang yang berusia lebih tua dan terkena hipertiroid, cenderung mengalami irama jantung abnormal, meluasnya penggumpalan darah dan disfungsi sel di pembuluh darah. Bila hal ini terjadi, maka kemungkinan terjadi stroke sangat besar.
Menurut Prof Dr Johan S Masjhur, SpPD-KEMD, SpKN, hanya sekitar 25-50% pasien hipertiroid yang betul-betul sembuh sempurna dengan obat, sehingga merupakan hal yang tidak mengherankan jika penderita dengan gangguan tiroid harus bolak-balik berobat ke dokter.
Penyakit hipertiroid lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria, meskipun belum dipastikan faktor apa yang berperan dalam hal tersebut. Distribusi jenis kelamin dan umur pada penyakit hipertiroid amat bervariasi dari berbagai klinik. Perbandingan wanita dan laki-laki yang didapat di RSUP Palembang adalah 3,1 : 1 di RSCM Jakarta adalah 6 : 1, di RS. Dr. Soetomo 8 : 1 dan di RSHS Bandung 10 : 1. Sedangkan distribusi menurut umur di RSUP Palembang yang terbanyak adalah pada usia 21 – 30 tahun (41,73%), tetapi menurut beberapa penulis lain timbul pada usia 30–40 tahun.
Angka kejadian hipertiroid yang didapat dari beberapa klinik di Indonesia berkisar antara 44,44% - 48,93% dari seluruh penderita dengan penyakit kelenjar gondok. Di AS diperkirakan 0,4% populasi menderita hipertiroid, biasanya sering pada usia < 40 tahun.
KELENJAR DAN HORMON TIROID
Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah depan leher yang berfungsi untuk mengontrol metabolisme tubuh dan mengolah makanan menjadi energi. Kelenjar Tiroid memproduksi 2 hormon utama, yaitu tiroksin (T4) dan triodotironin (T3) sebesar 99.9% dan 0.1% dari masing-masing hormon tiroid. Hormon ini mengatur penggunaan lemak dan karbohidrat, mengatur suhu tubuh, kecepatan jantung, dan produksi protein. Selain itu kelenjar tiroid juga memproduksi kalsitonin, hormon yang mengatur kadar kalsium dalam darah.
Kelenjar tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak. Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika ada aktivitas yang berlebihan dari tiga kelenjar ini maka suatu jumlah hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.
Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari. Jika tidak ada jumlah hormon tiroid yang cukup beredar dalam tubuh maka pelepasan TSH ditingkatkan oleh pituitari untuk menstimulasi tiroid agar memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika jumlah hormon tiroid berlebihan maka pelepasan TSH dikurangi untuk mengurangi produksi hormon tiroid.
PENYEBAB HIPERTIROID
Beberapa penyebab hipertiroid antara lain:
  1. Penyakit Grave suatu penyakit autoimun (penyebab paling sering)
  2. Toxic Multinodular Goiter (TMNG)
  3. Solitary Toxic Adenoma
  4. Asupan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid
  5. Pengeluaran yang abnormal dari Thyroid Stimulating Hormon (TSH)
  6. Peradangan pada kelenjar tiroid (tiroiditis)
  7. Asupan yodium yang berlebihan
  8. Kanker Pituitari
  9. Pemakaian obat-obatan seperti amiodarone
GEJALA – GEJALA HIPERTIROID
Hipertiroid ditandai dengan beberapa gejala, namun pada pasien dengan penyakit yang ringan biasanya tidak ada gejala. Pada pasien usia > 70 tahun, tanda dan gejala yang khas mungkin juga tidak ada. Pada umumnya, gejala-gejala menjadi lebih jelas ketika derajat hipertiroid meningkat. Gejala-gejala biasanya yang berkaitan dengan hipertiroid antara lain :
  1. Denyut jantung yang sangat cepat ( berdebar-debar) > 100 per menit
  2. Peningkatan tonus otot
  3. Tangan gemetaran (tremor)
  4. Rambut rontok
  5. Kulit tipis dan halus
  6. Sulit tidur (insomnia)
  7. Gelisah dan mudah tersinggung
  8. Pertumbuhan kuku yang sangat cepat
  9. Kelelahan dan cepat letih
  10. Penurunan berat meskipun pola makan normal atau banyak
  11. Peningkatan frekuensi buang air besar (BAB)
  12. Pembesaran kelenjar tiroid
  13. Tidak tahan udara panas
  14. Keringat berlebihan
  15. Tanda bruit
  16. Pada wanita : gangguan haid (sedikit dan tidak teratur)
  17. Konsentrasi berkurang
  18. Mata melotot (exoptalmus)
PENGOBATAN
Jika tidak segera diobati, hipertiroid akan sangat berbahaya bagi jantung. Karena sifat penyakit ini kronis, maka pengobatannya berlangsung lama dan menahun. Untuk memutuskan pengobatan apa yang akan diambil, maka dokter akan menilai dari keparahan penyakitnya, gejala-gejalanya, umur pasien, apakah pasien menderita penyakit lain seperti gagal jantung, apakah pasien menggunakan obat lain yang menimbulkan efek samping hipertiroid dan juga kepatuhan pasien dalam minum obat. Pengobatan hipertiroid dilaksanakan dengan tujuan untuk membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan.
Pengobatan hipertiroid dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
Pengobatan Umum,
Seperti beristirahat dan tidak melakukan pekerjaan yang melelahkan atau mengganggu pikiran baik di tempat kerja maupun dirumah (ini diperlukan agar hipermetabolisme tidak makin meningkat) serta diet tinggi kalori dan protein.
Obat – obatan :
  1. obat anti tiroid seperti propylthiouracyl (PTU), carbimizole, methimazole yang dapat menghambat produksi hormon tiroid.
  2. obat penenang untuk mengurangi kegelisahan.
  3. Beta blocker : propanolol, atenolol, metoprolol (untuk menurunkan kerja jantung, namun tidak merubah tingkat hormon tiroid dalam darah)
Penderita hipertiroid yang mengonsumsi obat bisa mengalami masa remisi (sembuh sementara) sehingga ia bisa berhenti minum obat. Namun jika ada suatu hal yang bisa menjadi pemicu atau pencetusnya maka kondisi hipertiroid bisa kambuh kembali dan biasanya harus mengonsumsi obat-obatan tiroid lagi.
Pemberian iodium radioaktif,
bertujuan untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
Pembedahan atau operasi pengangkatan tiroid
Tindakan pembedahan bertujuan untuk mengangkat jaringan tiroid yang memproduksi hormon tiroid yang berlebihan. Tindakan ini memiliki risiko, jika terlalu banyak jaringan yang diangkat dapat timbul keadaan dimana produksi hormon tiroid tidak mencukupi (hipotiroid). Komplikasi tindakan ini adalah gangguan pada jaringan sekitarnya, termasuk syaraf-syaraf pita suara dan empat kelenjar kecil pada leher yang mengatur kadar kalsium dalam tubuh (kelenjar paratiroid). Pengangkatan kelenjar paratiroid yang secara kebetulan menyebabkan kadar kalsium yang rendah dan memerlukan terapi penggantian kalsium.
Tindakan ini diindikasikan pada pasien hamil, anak – anak yang memiliki reaksi yang kurang baik terhadap obat-obatan anti tiroid, penderita usia muda atau alergi terhadap obat-obatan anti tiroid, penderita yang sulit di evaluasi pengobatannya, penderita yang keteraturan minum obatnya tidak terjamin, bila strumanya sangat besar, bila di duga ada kegananasan, alasan kosmetik, dan bila terdapat tanda tanda penekanan pada jaringan yang berdekatan dengan tiroid seperti kesulitan menelan, suara serak dan sesak.

DIAGNOSA :
  1. Diagnosa hipertiroid dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan dibawah ini :
  2. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
  3. T4 (tiroksin)
  4. T3 (triiodotironin)
  5. Menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid
  6. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
KOMPLIKASI HIPERTIROID
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tiroid (thyroid storm) yang merupakan komplikasi serius, dengan angka kematian 20-60 %. Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis.
Krisisi tiroid merupakan kejadian yang jarang, tidak biasa dan berat dari hipertiroid. Krisis tiroid mengacu pada kejadian mendadak yang mengancam jiwa akibat peningkatan dari hormon tiroid sehingga terjadi kemunduran fungsi organ dan apabila tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian.
YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN
Jika mengalami gejala seperti diatas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam (endokrin) untuk mengetahui apakah gejala tersebut akibat kelebihan hormon tiroid atau bukan. Ingat bahwa penyakit tiroid merupakan penyakit yang umum terjadi, dan dengan penanganan yang baik, penyakit ini dapat dengan mudah didiagnosis dan ditanggulangi.

Minggu, 14 Oktober 2012

PLANTAR FASCITIS

Pendahuluan
Apakah anda pernah mengalami nyeri di tumit pada saat baru bangun tidur di pagi hari? Atau apakah tumit anda terasa sakit setelah lari-lari atau bermain tenis?
Pada umumnya, nyeri tumit disebabkan oleh peradangan dari plantar fascia – suatu jaringan disepanjang bagian bawah kaki yang menghubungkan tulang tumit dengan ibu jari kaki kita. Keadaan ini disebut plantar fasciitis.
Plantar fasciitis menyebabkan nyeri seperti ditusuk atau rasa terbakar yang biasanya bertambah buruk pada pagi hari karena fascia mengencang (berkontraksi) sepanjang malam. Segera setelah kita berjalan-jalan beberapa saat, nyeri yang disebabkan oleh plantar fasciitis ini biasanya berkurang, tetapi mungkin akan terasa nyeri kembali setelah berdiri beberapa lama atau setelah bangun dari posisi duduk.
Pada kebanyakan kasus, nyeri dari plantar fasciitis ini akan menghilang dengan sendirinya tanpa pembedahan atau pengobatan invasif lainnya. Dan anda dapat mengambil beberapa langkah untuk mencegah terjadinya lagi plantar fasciitis.

Gejala
Plantar fasciitis biasanya timbul secara bertahap, tetapi dapat juga datang dengan tiba-tiba dan langsung nyeri hebat. Dan meskipun dapat mengenai kedua kaki, akan tetapi lebih sering hanya pada satu kaki saja. Perhatikan adanya:
· Nyeri tajam di bagian dalam telapak kaki di daerah tumit, yang dapat terasa seperti ditusuk pisau pada telapak kaki.
· Nyeri tumit yang cenderung bertambah buruk pada beberapa langkah pertama setelah bangun tidur, pada saat naik tangga atau pada saat jinjit (berdiri pada ujung-ujung jari).
· Nyeri tumit yang timbul setelah berdiri lama atau setelah duduk lama kemudian bangkit dan berjalan maka timbul nyeri tumit.
· Nyeri tumit yang timbul setelah berolahraga, tetapi tidak timbul pada saat sedang berolahraga.
· Pembengkakan ringan di tumit.

Penyebab
Dalam keadaan normal, plantar fascia kita bekerja seperti sebuah serabut-serabut penyerap kejutan (shock-absorbing bowstring), menyangga lengkung dalam kaki kita. Tetapi, jika tegangan pada serabut-serabut tersebut terlalu besar, maka dapat terjadi beberapa robekan kecil di serabut-serabut tersebut. Bila ini terjadi berulang-ulang maka fascia akan menjadi teriritasi atau meradang. Penyebab plantar fasciitis dapat diakibatkan:
· Aktivitas fisik yang berlebihan. Plantar fasciitis umum dijumpai pada pelari-pelari jarak jauh. Jogging, berjalan atau naik tangga juga dapat menyebabkan stress yang terlalu banyak pada tulang tumit kita dan jaringan lunak yang terikat di sana.
· Arthritis. Beberapa tipe arthritis dapat menyebabkan peradangan pada tendon dari telapak kaki, yang dapat menyebabkan plantar fasciitis.
· Diabetes. Meskipun tidak diketahui mekanismenya, akan tetapi plantar fasciitis terjadi lebih sering pada orang dengan diabetes.
· Mekanik kaki yang abnormal. Lengkung telapak kaki yang datar atau terlalu melengkung atau pola berjalan yang abnormal dapat mengakibatkan distribusi berat badan kita tidak seimbang diterima oleh kedua kaki, dan menyebabkan stress tambahan paa plantar fascia.
· Sepatu yang tidak cocok. Sepatu yang solnya tipis, longgal atau tidak ada dukungan untuk lengkung kaki atau tidak ada kemampuan untuk menyerap hentakan tidak melindungi kaki kita. Jika anda secara teratur memakai sepatu dengan tumit tinggi maka tendon Achilles – yakni tendon yang melekat pada tumit kita – dapat berkontraksi/tegang dan memendek, menyebabkan strain pada jaringan di sekitar tumit.
Faktor-faktor Risiko
Risiko anda mendapatkan plantar fasciitis meningkat jika anda:
§ Aktif dalam olahraga. Aktifitas yang menempatkan sejumlah stress pada tulang tumit anda dan jaringan yang melekat di sekitar tumit adalah yang paling sering menyebabkan plantar fasciitis. Ini antara lain berlari, dansa balet, dan aerobik.
§ Kaki datar atau mempunyai lengkung tinggi. Orang-orang dengan kaki datar mempunyai penyerapan kejutan yang kurang, yang mana hal ini meningkatkan peregangan dan tegangan pada plantar fascia. Orang-orang dengan lengkung kaki yang tinggi mempunyai jaringan plantar yang lebih ketat, yang juga menyebabkan penyerapan kejutan yang kurang.
§ Usia paro baya atau lebih tua. Nyeri tumit cenderung lebih umum dijumpai oleh karena penuaan menyebabkan lengkung kaki mulai mendatar, menimbulkan stress pada plantar fascia.
§ Berat badan berlebih. Berjalan-jalan dengan berat badan yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan jaringan lemak di bawah tulang tumit dan menyebabkan nyeri tumit. Orang-orang yang naik berat badannya dengan cepat dapat menderita plantar fasciitis, tetapi tidak selalu.
§ Kehamilan. Berat badan yang bertambah dan pembengkakan yang dialami pada saat hamil dapat menyebabkan ligamen (jaringan pengikat) pada tubuh termasuk di kaki – untuk mengendur. Ini dapat menyebabkan permasalahan mekanikal dan peradangan.
§ Pekerjaan. Orang-orang dengan pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan banyak berjalan atau berdiri pada permukaan yang keras, termasuk pekerja pabrik, guru, dan pelayan restoran, dapat merusak plantar fascia mereka.
§ Mengenakan sepatu dengan support lengkung kaki yang kurang atau alas sepatu yang kaku.

Kapan harus ke dokter
§ Jika anda mengalami nyeri lutut, anda dapat mencoba beberapa cara pengobatan sendiri, seperti melakukan peregangan dan mengubah aktivitas anda. Jika tidak ada banyak kemajuan setelah beberapa minggu, kunjungi dokter keluarga anda.
§ Carilah pertolongan lebih cepat jika nyeri yang anda alami memburuk meskipun sudah melakukan peregangan dan mengubah aktivitas anda. Jika anda juga mempunyai diabetes atau keadaan lain yang mnyebabkan peredaran darah yang buruk, anda harus ke dokter untuk dilakukan penilaian dini perubahan-perubahan yang terjadi di kaki anda.

Tes dan diagnosis
· Dokter akan menanyakan mengenai keluhan yang anda derita dan mencari titik-titik nyeri/kaku di kaki anda. Ini dapat membantu untuk menyingkirkan penyebab-penyebab lain nyeri lutut, seperti tendinitis, arthritis, iritasi saraf atau adanya suatu kista. Dokter mungkin juga menyuruh anda melakukan pemeriksaan Rontgen atau MRI untuk menyakinkan bahwa anda tidak mengalami fraktur tekanan.
· Kadang-kadang, hasil rontgen menunjukkan adanya tonjolan tulang baru (spur) dari tulang tumit. Pada masa lampau, tonjolan tulang sering kali dituding sebagai penyebab nyeri lutut dan dibuang dengan pembedahan, tetapi sekarang diketahui bahwa tonjolan tulang tidak menyebabkan nyeri. Pembedahan untuk membuang spur sangat jarang dilakukan.

Komplikasi
· Mengabaikan plantar fasciitis dapat menyebabkan keadaan menahun yang mengganggu aktivitas rutin anda. Anda juga dapat mengalami masalah-masalah di kaki, lutut, paha atau punggung oleh karena plantar fasciitis akan mengubah cara anda berjalan.
Pencegahan
Anda dapat melakukan beberapa langkah sederhana untuk mencegah nyeri yang lebih lanjut:
§ Menjaga berat badan sehat ideal. Ini akan meminimalkan stress pada plantar fascia anda.
§ Memilih sepatu yang ergonomis. Hindari sepatu dengan tumit yang terlalu rendah. Belilah sepatu dengan tumit rendah sampai sedang, mempunyai dukungan lengkung kaki yang baik dan dapat menyerap kejutan/hentakan dengan baik. Jangan bertelanjang kaki, terutama pada permukaan yang keras.
§ Jangan menggunakan sepatu atletik yang sudah rusak. Gantilah sepatu atletik lama anda bila sudah tidak pas lagi dengan kaki anda. Jika anda seorang pelari, belilah sepatu baru stelah digunakan kurang lebih 400 miles.
§ Mulailah aktivitas olahraga secara perlahan. Pemanasan ssebelum memulai aktivitas atletik atau olahraga apapun, dan mulailah suatu program latihan baru secara perlahan-lahan.
§ Lakukan peregangan pada saat bangun tidur. Sebelum anda turun dari tempat tidur di pagi hari, regangkan otot-otot betis, lengkung kaki dan tendon Achilles dengan cara menyentuh ujung kaki anda dan secara perlahan-lahan melipat kaki anda. Ini dapat menolong untuk membalikkan kekencangan dari plantar fascia yang terjadi sepanjang malam.

Gaya hidup dan pertolongan di rumah
Dengan mengikuti tip di bawah ini, anda mungkin dapat melenyapkan nyeri tumit tanpa pengobatan lebih lanjut.
§ Kompres es/dingin. Kompres es batu yang dibungkus dengan kain di daerah nyeri selama 15 sampai 20 menit, tiga atau 4 kali sehari atau setelah aktivitas. Atau anda bisa coba urut es. Bekukan sebotol air dan urutkan di atas daerah yang nyeri sekitar 5 sampai tujuh menit. Urut es teratur dapat menolong untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
§ Istirahatkan kaki anda. Istirahatkan kaki anda untuk beberapa hari pada saat nyeri parah.
§ Kurangi jarak lari anda.
§ Lakukan olah raga yang tanpa atau rendah hentakan. Gantilah dengan berenang atau bersepeda bila selama ini anda melakukan olahraga berjalan, lari atau jogging. Anda dapat kembali ke aktivitas rutin anda bila nyeri tumit secara perlahan-lahan membaik atau lenyap.
§ Gunakan sepatu yang ergonomis.
§ Lakukan peregangan lengkung kaki anda.

TYPHOID


A. Pengertian

Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis. (Syaifullah Noer, 1996).
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).

B. Etiologi
Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.

C. Patofisiologi

Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan / kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dimakan oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
D. Tanda dan Gejala
Masa tunas typhoid 10 - 14 hari
Minggu I
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan mual, batuk, epitaksis, obstipasi / diare, perasaan tidak enak di perut.
Minggu II
Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi), hepatomegali, meteorismus, penurunan kesadaran.


E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium :
Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu :
Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman).
Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman).
Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai kuman).
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.

Pemeriksaan SGOT DAN SGPT
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid.


F. Penatalaksanaan
Perawatan
Pasien diistirahatkan 7 hari sampai demam turun atau 14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus.
Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan.

Diet
Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.

Pengobatan:
 
ZUMAFLOX
GOLONGAN GENERIK
Ciprofloxacin / Siprofloksasin.
INDIKASI
Infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernafasan, infeksi tulang dan sendi, infeksi kulit & jaringan lunak, infeksi saluran pencernaan, gonore akut.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitifitas terhadap Siprofloksasin atau Quinolon yang lain.
Anak-anak, remaja, wanita hamil & menyusui.
PERHATIAN
Usia lanjut, kerusakan susunan saraf pusat, epilepsi.
Interaksi obat :
-
Dapat meningkatkan kadar Teofilin dalam darah.
-
Peningkatan sementara kreatinin serum jika digunakan dengan Siklosporin.
-
Absorpsi dikurangi oleh antasida.
EFEK SAMPING
Reaksi saluran pencernaan, susunan saraf pusat, otot skeletal, kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) & reaksi yang lain.
Sangat jarang : kolitis pseudomembranosa, kejang, psikosis & reaksi susunan saraf pusat lainnya, sindroma Stevens-Johnson, fotosensitifitas, kehilangan pendengaran sementara.
KEMASAN
Kaplet salut selaput 500 mg x 50 biji.
DOSIS
#

Infeksi saluran kemih :

-
ringan sampai sedang : 2 kali sehari 250 mg.

-
berat : 2 kali sehari 500 mg.
#

Infeksi saluran pernafasan, infeksi tulang dan sendi, infeksi kulit & jaringan lunak : 2 kali sehari 500 mg, kasus-kasus berat : 2 kali sehari 750 mg.
#

Infeksi saluran pencernaan : 2 kali sehari 500 mg.
#

Gonore akut : 250 mg sebagai dosis tunggal.
 
WIAFLOX
GOLONGAN GENERIK

Ciprofloxacin / Siprofloksasin.
INDIKASI
Infeksi saluran kemih ringan sampai sedang, infeksi ringan sampai sedang pada saluran pernafasan, kulit dan jaringan lunak, tulang & sendi, gonore akut.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitifitas, hamil, anak-anak, anak remaja yang masih dalam masa pertumbuhan.
PERHATIAN
Usia lanjut, epilepsi, kerusakan susunan saraf pusat, kerusakan ginjal.
EFEK SAMPING
Efek saluran pencernaan, pusing, sakit kepala, insomnia/susah tidur.
KEMASAN
Tablet salut selaput 500 mg x 2 x 10 biji.
DOSIS
#
Infeksi saluran kemih ringan sampai sedang : 2 kali sehari 250 mg, infeksi berat : 2 kali sehari 500 mg.
#
Infeksi ringan sampai sedang pada saluran pernafasan, kulit dan jaringan lunak, tulang & sendi : 2 kali sehari 500 mg, infeksi berat : 2 kali sehari 750 mg.
#
Gonore akut : 250 mg sebagai dosis tunggal.

VOLINOL
Ciprofloxacin / Siprofloksasin.
INDIKASI
Infeksi saluran kemih kecuali prostatitis, uretritis & servisitis.
Gonore, infeksi saluran pencernaan termasuk demam tifoid & paratifoid, infeksi saluran pernafasan kecuali pneumonia yang disebabkan oleh Streptococcus ß-hemolitikus, infeksi kulit & jaringan lunak, infeksi tulang & sendi.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitifitas.
Hamil, menyusui.
PERHATIAN
Gangguan susunan saraf pusat, kerusakan ginjal.
Interaksi obat :
-
antasida yang mengandung Aluminium dan Magnesium.
-
bisa meningkatkan kadar Teofilin dalam plasma.
-
Probenesid, Klindamisin, Metronidazol.
EFEK SAMPING
Keluhan pada saluran pencernaan, gangguan susunan saraf pusat, reaksi kulit, peningkatan sementara jumlah enzim hati.
KEMASAN
Kaplet 500 mg x 30 biji.
DOSIS
#
Infeksi saluran kemih :
-
ringan/sedang : 2 kali sehari 250 mg.
-
berat : 2 kali sehari 500 mg.

#
Infeksi saluran pernafasan, tulang, sendi, kulit, dan jaringan lunak :
-
ringan/sedang : 2 kali sehari 500 mg.
-
berat : 2 kali sehari 750 mg.
#
Infeksi saluran pencernaan : 2 kali sehari 500 mg.
#
Gonore akut : 250 mg sebagai dosis tunggal.
#
Osteomielitis (radang sumsum tulang) akut : tidak kurang dari 750 mg 2 kali sehari.
Pasien yang menderita disfungsi ginjal dengan klirens kreatinin kurang dari 20 mL/menit : dosis normal sekali sehari atau 2 kali sehari ½ dosis normal.

TEQUINOL 500
GENERIK
Ciprofloxacin / Siprofloksasin HCl.
INDIKASI
Infeksi saluran kemih, saluran pernafasan (kecuali peumonia Streptococcus), tulang dan sendi, kulit dan jaringan lunak, saluran pencernaan termasuk demam tifoid/paratifoid, gonore akut, osteomielitis (radang sumsum tulang) akut.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap Siprofloksasin & derivat Quinolon lain.
Hamil, menyusui, anak-anak, remaja.
PERHATIAN
Gangguan fungsi ginjal.
Interaksi obat :
-
bisa meningkatkan kadar Teofilin dalam plasma.
-
peningkatan sementara kreatinin dalam serum jika digunakan dengan Siklosporin.
-
absorpsi dikurangi oleh antasida.
EFEK SAMPING
Keluhan pada saluran pencernaan, sakit kepala, kelelahan, gangguan penglihatan, reaksi kulit, kenaikan sementara nilai enzim hati.
KEMASAN
Kaplet salut selaput 500 mg x 30 biji.
DOSIS
# Infeksi saluran kemih :
-
ringan sampai sedang :
2 kali sehari 250 mg.
-
berat :
2 kali sehari 500 mg.

# Infeksi saluran pernafasan (kecuali peumonia Streptococcus), tulang dan sendi, kulit dan jaringan lunak :

-
ringan :
2 kali sehari 500 mg.
-
berat :
2 kali sehari 750 mg.
# Infeksi saluran pencernaan termasuk demam tifoid/paratifoid : 2 kali sehari 500 mg.
# Gonore akut : 250 mg sehari sebagai dosis tunggal.
# Osteomielitis akut : untuk mencapai konsentrasi yang mencukupi, dosis tidak boleh kurang dari 750 mg 2 kali sehari.

PONCOFLOX
GOLONGAN
GENERIK
Ciprofloxacin / Siprofloksasin.
INDIKASI
Infeksi saluran kemih, saluran pernafasan, tulang, sendi, kulit & jaringan lunak, saluran pencernaan, gonore akut, osteomielitis (radang sumsum tulang) akut.
KONTRA INDIKASI
#
Hipersensitif terhadap Siprofloksasin.
#
Bayi berusia kurang dari 3 bulan & anak-anak yang belum puber.
#
Hamil & menyusui.
PERHATIAN
#
Kerusakan susunan saraf pusat & rentan terhadap kejang.
#
Gangguan fungsi ginjal atau hati.
#
Pada lansia dimana terdapat kegagalan sirkulasi darah otak terutama selama stroke.
Interaksi obat :
-
diantagonis oleh Nitrofurantoin.
-
mempertinggi efek antikoagulan.
-
menghambat metabolisme Teofilin.
-
absorpsi dikurangi oleh antasida yang mengandung Aluminium dan Mg(OH)2.
-
mempertinggi kadar Kreatinin dalam serum jika digunakan dengan Siklosporin.
EFEK SAMPING
#
Mual, diare, muntah, nyeri perut, kembung, anoreksia (kehilangan nafsu makan), mengantuk, sakit kepala, pusing, insomnia/susah tidur, agitasi/kegelisahan, kejang atau mengigil & ruam kulit.
#
Eosinofilia, leukositopenia, leukositosis, anemia.
#
Sakit kuning kolestatik, hiperglikemia.
#
Kristaluria & hematuria.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
  KEMASAN
Tablet 500 mg x 2 x 10 biji.
DOSIS
#
Infeksi saluran kemih : 2 kali sehari 250 mg, parah : 2 kali sehari 500 mg.
#
Infeksi saluran pernafasan, tulang, sendi, kulit & jaringan lunak : 2 kali sehari 500 mg, parah : 2 kali sehari 750 mg.
#
Infeksi saluran pencernaan : 2 kali sehari 500 mg.
#
Gonore akut : 250 mg sebagai dosis tunggal.
#
Osteomielitis akut : tidak kurang dari 750 mg 2 kali sehari.
PENYAJIAN
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak

 
INTERFLOX
250 mg-500 mg
TABLET-KAPLET
KOMPOSISI :
INTERFLOX 25O
Tiap tablet salut selaput mengandung :
Cipfofloxacin HCl-1H20 setara dengan Ciprofloxacin
250mg
INTERFLOX 5OO
Tiap kaplet salut selaput mengandung :
Ciprofloxacin HCl.1H2O setara dengan Liproroxacrn
500 mg
KHASIAT :
Ciprofloxacin merupakan antlbiotik golongan fluorokuinolon,bekerja dengan cara mempengaruhi enzim DNA gyrase bakteri. Ciprofloxacin merupakan antibiotik untuk bakteri Gram-negatif dan Gram-positif yang sensitif. Bakteri Gram-positif yang sensitif : Enterococcus faecalis,Staphylacaccus aureus,Staphylacoccus epidermidis,Strcptccaccus pyagenes. Bakteri Gram-negatif yang sensitif : Campylobacter jejuni,Citrabacter divercus,Citrobacter freundii,Entercbacter claacae,Escherichia cali,Haemaphilus influenzae,Klebsiella pneumaniae,Morganella morganii,Neisseria ganorrhoeae,Proteus mirabilis,Proteus vulgaris,Providencia stuartii,Providencia rettgeri,Pseudomonas aeruginosa,Salmaneila typhi,Senatia marcescens,Shigella flexneri,Shigella sonnei.
INDIKASI
Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif terhadap Ciprofloxacin sepeiti :   
-
lnfeksi saluran Kemih termasuk prostatitis   
-
Uretritis dan sevisitis gonore.  
-
Infeksi saluran cerna,termasuk demam tifoid yang disebabkan oleh S. typhl.Khasiat Ciprofloxacin   untuk eradikasi "chronic thypoid carrie" belum diketahui. 
-
lnfeksi saluran nafas,kecuali pneumonia akibat streptococcus.  
-
Infeksi kulit dan jaringan lunak.   
-
Infeksi tulang dan sendi.
KONTRA INDIKASI :   
-
Penderita yang hipersenstif terhadap Ciprofloxacin atau antibiotik derivat kuinoion lainnya   
-
Wanita hamil dan menyusui.   
-
Anak-anak di bawah usia 12 tahun.
EFEK SAMPING :   
-
Efek terhadap saluran cerna     
Mual,diare,iruntah,gangguan pencemaan,dispepsia,nyeri abdomen,flatulSsi,anoreksia,disfagia.  Kalau terjadi diare berat atau persisten selama atau sesudah pengobatan,segera konsultasi pada   dokter karena gejala tersebut mungkin menutupi kelainan yang lebih serius (kolitis pseudomembran) yang memerlukan tindakan segera.Kalau ini terjadi,pemberian Ciprofloxacin harus segera di hentikan dan diganti dengan obat lain yang lebih sesuai(misal Vancomycin per 4 x 250 mg   sehari).Obat-obat yang menghambat perisialtik merupakan kontraindikasi.   
-
Efek terhadap sistem saraf Pusing,sakit kepala,rasa letih,insomnia,agitasi,tremor,sangatjarang : paralgesia perifer,berkeringat,kejang,ansietas,mimpi buruk,konfusi,depresi,halusinasi,gangguan   pengecapan dan penciuman,gangguan penglihatan (misal penglihatan ganda,warna-warni).Reaksi   kadang-kadang timbul setelah pemberian Ciprofloxacin untuk pertama kalinya.Dalam hal lni   Ciprofloxacin harus segera dihentikan dan segera konsultasi pada dokter.  
-
Reaksi hipersensitifitas Reaksi kulit seperti kemerahan pada kulit,pturitus,drugfever.Reaksi     anafilaktik/anafilaktoid (sepertiedema pada wajah,vaskuler dan laring,dispnea yang bertambah berat   sehingga terjadi syok yang mengancam jiwa).Dalam hal ini Ciprofloxacin segera dihentikan,tindakan     kedaruratan medis (misal mengatasi syok) harus segera dilakukan.  
-
Efek terhadap renal/urogenital
Nefritis interstisial,gagal ginja,termasuk gagal ginjal yeng transient (sementara),poliura,retensi urine, pendarahan uretheral, vaginitis dan asiodosis releosiife.  
-
Efek terhadap hati Hepatitis,sangat jarang : kelainan hati yang luas seperti nekrosis hati.
-
Efek terhadap sistem kardiovaskuler
Jarang : takikardia,palpitasi,atrial flutter,ventricular ectopy,sinkope,hipertensi,angina   pektoris,infark miokardial,cardiopulmonary arrest,cerebral thrombosis,wajah  merah dan  panas,migrain,pingsan.
-
Lain-lain
Jarang : nyeri sendi,lemas seluruh tubuh,nyeri otot,tendovaginitis,fotosensitifitas     ringan,tinnitus,gangguan pendengaran terutama untuk frekuensi tinggi,epistaksis,laryngeal atau     pulmonary edema,hemoptisis,bronchospasm,pulmonary embolism.                                            embolism.
-
Efek pada darah
Eosinofilia,leukositopenia,leukositosis,anemia granulositopenia. Sangat jarang : trombositopenia,trombositosis,kelainan protrombin.
-
Efek pada nilai laboratorium/deposit urin
Kadar transminase dan alkali fosfatase dalam darah mungkin meningkat untuk sementara:ikterus     kolestatik dapat terjadi terutama pada pasien yang pernah mengalami kelainan;peningkatan kadar urea,   kreatinin dan bilirubin darah seara transient (sementara);hiperglikemia;pada kasus   tertentu:kristaluria dan hematuria.       

PERINGATAN/PERHATIAN.  
-
Ciprofloxacin harus ditelan dengan air secukupnya untuk mencegah kristaluria.  
-
Hati-hati pemberian pada penderita dengan ganguan ginjal (lihat aturan pakai). 
-
Pemberian tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan    
Ciprolloxacin harus diberkan dengan hati-hati pada penderita usia lanjut.Pada kasus epilepsi dan pasien yang pernah mengalami gangguan SSP (misalnya ambang kejang rendah,riwayat konvulsi aliran darah ke otak berkurang dan stroke).Ciproftoxecin hanya dibrikan jika manfaatnya lebih besar    dibanding risikonya,karena pasien demikian mungkin akan menderita efek samping SSP.   
-
Meskipun diminum sesuai dengan resep dokter,obat ini dapat mengganggu respoas pasien,kemampuan mengemudi dan menjalankan mesin.Gangguan ini akan lebih berat jika diminum bersama alkohol.
-
Seperti halnya antimikroba lainnya,pemberian jangka lama dapat mengakibatkan pertumbuhan berkelebihan dari mikroorganisme yang kurang peka.
-
Hindarkan penderita dari sinar  matahari yang berlebihan.Bila terjadi fototoksisitas pengobatan    harus segera di hentikan.  
INTERAKSI OBAT :
-
Obat-obat yang mempengaruhi keasaman lambung (antasida) yang mengandung Aluminium atau Magnesium hydroxide akan mengurangi absorpsi Ctprofloxacin.Karena itu Ciprofloxacin harus ditelan 1-2 jam sebelum atau minimal 4 jam sesudah meminum antasida.Pembatasan ini tidak berlaku pada antasida yang    tidak mengandung Aluminium atau Magnesium hydroxide.            
-
Pemberian Cipxofloxacin bersama Theophylline dapat meningkatkan kadar Theophylline dalam plasma  sehingga dapat menimbulkan efek samping Theophylline.Apabila kombinasi ini tidak dapat  dihindarkan,kadar Theophylline dalam plasma harus dimonito rdan dosis Theophylline harus dikurangi. Jika kadar Theophylline tidak dapat dimonitor,pemberian Ciprofloxacin harus dihindari.    
-
Kenaikan kadar kreatinin serum untuk sementara terlihat pada pemberian Ciprofloxacin bersama  Cyclosporine.Dalam hal ini,kadar kreatinin serum harus sering dipantau (dua kali seminggu).
-
Harus dipertimbangkan kemungkinan terjadinya interaksi pada pemberian Ciprofloxacin bersama  Probenecid.
-
Pemberian bersama Ciprofloxacin dan antikoagulan oral dapat memperpanjang waktu pendaranan.
-
Pemberian bersama Metoclopramide mempercepat absorbsi Ciprofloxacin.